Sabtu, 03 Mei 2014

BURUH, PENDIDIKAN & MALAM MINGGU

Dua hari yang lalu, tanggal 1 Mei 2014 diperingati sebagai Hari Buruh Internasional. Begitu pula di Indonesia, hari Kamis kemarin menjadi hari perayaan bagi buruh di Indonesia untuk mengadakan yang namanya demonstrasi. Ini sebagai salah satu wujud bentuk demokrasi di Indonesia. dalah bidang ke-buruh-an.

Beberapa tuntutan buruh dalam orasi dan demonstrasi agak di luar nalar beberapa tokoh pendidikan maupun tokoh masyarakat. Bahkan sampah masyarakat pun bisa menilai kalau buruh di Indonesia sangat tidak tahu diri. Tentu tidak semua buruh, hanya sebagian besar saja kok.

Mereka yang masuk hitungan buruh tidak tahu diri adalah buruh yang meminta hak melebihi batas dan meminta kewajiban dibawah batas. Bahkan buruh terkadang terlihat tidak manusiawi dengan menuntut beberapa hak yang diluar batas kewajaran. 

Beberapa tokoh pendidikan -dari amatiran hingga profesional- menilai bahwa jika tuntutan buruh terus direalisasikan oleh pemerintah, maka tahun-tahun berikutnya tuntutan akan tetap ada, bahkan akan semakin melebihi batas. Bahkan beberapa akademisi menilai jika tuntutan buruh -yang kebanyakan hanya lulusan sekolah menengan atas- seperti tidak menghargai lulusan universitas.

Keadaan seperti ini selalu terjadi dari tahun ke tahun. Dan sepertinya Indonesia dan masyarakatnya memang menyukai keadaan seperti ini. Demonstrasi. Berita. Pakar Berbicara. Pemerintah Berjanji. Masyarakat Bimbang. Rakyat Melarat.

Rutinitas. Itulah yang dicintai Indonesia dan orang-orang di dalamnya.

Satu hari setelah Hari Buruh Internasional, di Indonesia ramai dengan Hari Pendidikan. Berita tentang demonstrasi buruh masih ramai diperbincangkan, pemerintah bernegosiasi dengan asosiasi pengusaha. Serikat Buruh tetap bergemuruh mengumandangkan hak-hak yang belum terpenuhi. Kali ini semua itu ditambah dengan kisah-kisah heroik tentang guru-guru yang kata banyak orang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. 

Kisah guru yang hanya dibayar lima puluh ribu satu bulan, tetapi itu saja tak menentu. Kisah tentang siswa-siswi yang berjalan telanjang kaki menempuh puluhan kilometer untuk mendapatkan mimpi belajar mereka. Kisah kasih siswa SMA yang sudah mulai masuk jenjang pernikahan. Tidak ketinggalan kisah tentang pembangunan sekolah-sekolah bertaraf internasional. Atau tentang pungutan-pungutan liar di bidang pendidikan.

Harapan tentang kehidupan yang lebih baik di Indonesia pasti selalu ada dalam hati kita. Selamat berjuang untuk para buruh. Selamat menempuh hidup baru untuk pengantin baru. Selamat mengejar cita-cita untuk para mahasiswa. Selamat mengumpulkan harta untuk para koruptor. Selamat mendidik untuk guru yang benar-benar guru. 

Hanya senyum dan jempol saja yang bisa saya berikan. Salam.

Tidak ada komentar: